Padasaat mendengar bacaan Al-Quran, otak mengalami relaksasi yang baik sehingga seolah-seolah sedang berada dalam keadaan tidur. Pada kondisi tersebut, sel kemudian memberikan sinyal ke kelenjar dalam tubuh untuk mengeluarkan hormon. Kondisi inilah yang dialami oleh seseorang ketika melakukan terapi tersebut. (jqf) Bagikan Artikel Ini :
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ditanya “sebagian orang mendengarkan Qur’an sebelum tidur, atau juga ketika sedang sibuk mengerjakan yang lain. Apakah ini adab yang baik dan bagaimana hukumnya?”Beliau menjawabهذا ليس من الآداب، ليس من الآداب أن يتلى كتاب الله ولو بواسطة الشريط وأنت متغافل عنه، لقول الله تبارك وتعالى { وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا }“mendengarkan murrattal sambil mengerjakan yang lain ini bukan adab yang baik. Bukan adab yang baik terhadap Al Qur’an jika Al Qur’an dibacakan lalu ia sibuk mengerjakan yang lain, berdasarkan firman Allah Ta’ala yang artinya Jika dibacakan ayat Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah QS. Al A’raf 204”Lalu beliau mengatakanبعض الناس يقول لي لا ينام إلا على سماع القرآن، إذا كان كذلك فلا بأس إذا كان مضطجعاً ينتظر النوم ما عنده شغل، فيستمع هذا لا بأس به، ومن استعان بسماع كلام الله، على ما يريد الإنسان من الأمور المباحة، لا بأس ليس هناك مانع“Sebagian orang berkata kepadaku saya tidak bisa tidur kecuali dengan mendengar Al Qur’an. Jika demikian maka tidak masalah. Jika ia sudah berbaring, menunggu tertidur dan tidak mengerjakan apa-apa lalu ia mendengarkan Al Qur’an, maka tidak mengapa. Dan meminta pertolongan dengan kalamullah Al Qur’an untuk perkara-perkara mubah yang diinginkan, hukumnya mubah. Tidak ada masalah”.

MurottalQuran, Surah Ar-Rahman, was heard using MP3 player, with duration of 16.00 minutes for 8 days before bedtime. The results of data testing using Wilcoxon test find a significance level of

Al-Galal, S. A. Y., & Alshaikhli, I. F. T. 2017. Analyzing Brainwaves While Listening To Quranic Recitation Compared With Listening To Music Based on EEG Signals. International Journal on Perceptive and Cognitive Computing, 31, 1–5. Anam, A., Khasanah, U., & Isworo, A. 2019. Terapi Audio dengan Murottal Alquran Terhadap Perilaku Anak Autis Literature Review. Journal of Bionursing, 12, 147–161. Carley, D. W., & Farabi, S. S. 2016. Physiology of sleep. Diabetes Spectrum, 291, 5–9. Cinta, B., Gondodiputro, S., & Andayani, S. 2020. Insomnia and Quality of Life in the Elderly WHOQOL-BREF and WHOQOL-OLD Indonesian Version. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 162, 249–255. Ernawati, E. 2022. GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI. JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS JAMBI, 51. Franceschini, C., Musetti, A., Zenesini, C., Palagini, L., Scarpelli, S., Quattropani, M. C., Lenzo, V., Freda, M. F., Lemmo, D., Vegni, E., Borghi, L., Saita, E., & Cattivelli, R. 2020. Poor Sleep Quality and Its Consequences on Mental Health During the COVID-19 Lockdown in Italy. Front. Psychol, 11November, 1–15. Ghiasi, A., & Keramat, A. 2018. The Effect of Listening to Holy Quran Recitation on Anxiety A Systematic Review. Iran J Nurs Midwifery Res, 236, 411–420. Hamidiyanti, B. Y. F., & Pratiwi, I. G. 2019. Effect of Listening to the Quran on Anxiety Level in Primipara. Health, Spirituality and Medical Ethics, 61, 52–56. Hossini, A., Azimian, J., Motalebi, S. A., & Mohammadi, F. 2019. The effect of holy quran recitation on the quality of sleep among older people residing in nursing homes. Iranian Journal of Ageing, 142, 236–247. Hu, Z., Zhu, X., Kaminga, A. C., Zhu, T., & Nie, Y. 2020. Association between poor sleep quality and depression symptoms among the elderly in nursing homes in Hunan sectional study province , China a cross- ­. BMJ Open, 10, 1–8. Iksan, R. R., & Hastuti, E. 2020. TERAPI MUROTAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR LANSIA. Urnal Keperawatan Silampari, 32, 597–606. Imran, S. 2019. PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI PSTW KOTA JAMBI. Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan 48, 51, 48–60. Jepisa, T., Hamdanesti, R., Mailita, W., Ririn, R., Husni, H., & Ilmaskal, R. 2022. THE EFFECT OF AL-QURAN THERAPY TO SLEEP QUALITY IN ELDERLY Tomi. Jurnal Health Sains, 310, 1567–1574. Jepisa, T., & Riasmini, N. M. 2020. Karakteristik , Tingkat Depresi dan Faktor Lingkungan Fisik Dengan Characteristic , Depression Level , Physical Environment Factor with Sleep Quality of Geriatric Living at Pstw of Sumbar Provinces. 42, 152–159. Lavoie, C. J., Zeidler, M. R., & Martin, J. L. 2018. Sleep and aging. Sleep Science and Practic, 23, 1–8. Medic, G., Wille, M., & Hemels, M. E. 2017. Short- and long-term health consequences of sleep disruption. Nat Sci Sleep, 199, 151–161. Morin, C. M., Belleville, G., Bélanger, L., & Ivers, H. 2011. The insomnia severity index Psychometric indicators to detect insomnia cases and evaluate treatment response. Sleep, 345, 601–608. Regati, M., & Vijayakumar, P. 2022. Study of sleep disorders in the elderly visiting geriatrics department. Journal of Family Medicine and Primary Care, 112, 614–622. Safitri, R. A., & Supriyanti, E. 2021. PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL QUR ’ AN UNTUK MENGATASI INSOMNIA PADA LANSIA. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 51, 14–23. Sukmawati, N. M. H., & Putra, I. G. S. W. 2019. Reliabilitas Kusioner Pittsburgh Sleep Quality Index Psqi Versi Bahasa Indonesia Dalam Mengukur. Jurnal Lngkungan Dan Pembangunan, 32, 30–38. Syukriana, S., Alwi, K., & Ramli, R. 2021. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur ’ an terhadap Tingkat Insomnia pada Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Usuku Wakatobi. Window of Nursing Journal, 0201, 174–182. Taheri, M., & Irandoust, K. 2020. Research Paper The Relationship Between Sleep Quality and Lifestyle of the Elderly. 152, 188–199. Tatineny, P., Shafi, F., Gohar, A., & Bhat, A. 2020. sleep in the elderly. October. Thichumpa, W., Howteerakul, N., Suwannapong, N., & Tantrakul, V. 2018. Sleep quality and associated factors among the elderly living in rural Chiang Rai , northern Thailand. Epidemiol Health, 1440, 1–9. Tryastuti, D. 2022. Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Yang Mengalami Kecemasan Pada Masa Pandemi Covid-19 Dengan Terapi Murottal Al-Qur’an. Journal of Telenursing JOTING, 41, 289–296. Vaghefi, M., & Motie, A. 2019. Nonlinear Analysis of Electroencephalogram Signals while Listening to the Holy Quran. J Med Signals Sens, 92, 100–110. Vyazovskiy, V. V., & Delogu, A. 2014. NREM and REM sleep Complementary roles in recovery after wakefulness. Neuroscientist, 203, 203–219. Sebagianorang berkata kepadaku, "Dia tidak bisa tidur kecuali dengan mendengarkan Al Quran (murottal)". Maka jika memang demikian keadaannya TIDAKLAH MENGAPA. (Yakni) jia dia seraya berbaring dan dia menunggu untuk tidur serta tidak dalam keadaan sibuk, maka mendengarkannya tidaklah mengapa.
Pertanyaan Bismillah, ana mau tanya “apa hukumnya mendengarkan murotal Al Quran sambil tiduran sampai tertidur rekamanya terus bersuara pendengarnya tertidur”. Atas perhatian dan jawaban yang diberikan ana ucapkan jazakumullahu khairan. Jawab Bismillah. Hukum asal mendengarkan tilawah al Quran adalah boleh dengan segala kondisi; baik sambil berdiri, duduk maupun berbaring, karena mendengarkan tilawah al Quran adalah ibadah jika diniatkan dengannya mencari pahala dari-Nya. Hal ini berdasarkan firmanNya ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻤِﻌُﻮﻥَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻝَ ﻓَﻴَﺘَّﺒِﻌُﻮﻥَ ﺃَﺣْﺴَﻨَﻪُ ۚﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻫَﺪَﺍﻫُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ۖ ﻭَﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻫُﻢْ‏‎ ‎ﺃُﻭﻟُﻮ ﺍﻟْﺄَﻟْﺒَﺎﺏِ “Orang-orang yang mendengarkan perkataan kemudian mereka mengikuti yang terbaiknya, mereka itulah orang-orang yang telah Alloh beri petunjuk, dan mereka itulah orang-orang yang memiliki akal.” Qs. Az-zumar 18 Dan tentulah sebaik-baik perkataan adalah firmanNya. Maka ketika mereka mendapatkan pujian, berarti mendengarkannya karena Alloh adalah ibadah. Adapun orang yang mendengarkan tilawah al Quran ada beberapa keadaan 1. Orang yang mendengarkannya sambil mentadaburinya. Ini adalah sebaik-baik keadaan. 2. Orang yang mendengarkannya untuk menjaga hafalannya, ini pun keadaan yang baik. 3. Orang yang mendengarkannya namun hatinya lalai dari dzikir kepada-Nya. Ini adalah seburuk-buruk keadaan. Kelompok 1 dan 2 merupakan kelompok yang mendapatkan pujian berdasarkan firman Alloh ta’ala ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺬْﻛُﺮُﻭﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻗِﻴَﺎﻣًﺎ ﻭَﻗُﻌُﻮﺩًﺍ ﻭَﻋَﻠَﻰٰ‏‎ ‎ﺟُﻨُﻮﺑِﻬِﻢْ ﻭَﻳَﺘَﻔَﻜَّﺮُﻭﻥَ ﻓِﻲ ﺧَﻠْﻖِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ‏‎ ‎ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖَ ﻫَٰﺬَﺍ ﺑَﺎﻃِﻠًﺎ‎ ‎ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﻓَﻘِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ “Orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri, duduk dan berbaring serta memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata wahai Robb kami, tidak lah ada pada penciptaan Engkau ini yang sia-sia, maka lindungi kami dari api neraka.” QS. Ali Imron 191 Sedangkan kelompok ke-3 adalah kelompok yang tercela berdasarkan firmanNya ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺣُﻤِّﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺘَّﻮْﺭَﺍﺓَ ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ‏‎ ‎ﻳَﺤْﻤِﻠُﻮﻫَﺎ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﺍﻟْﺤِﻤَﺎﺭِ ﻳَﺤْﻤِﻞُ ﺃَﺳْﻔَﺎﺭًﺍ‎ ‎ﺑِﺌْﺲَ ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﺬَّﺑُﻮﺍ ﺑِﺂﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ‏‎ ‎ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ “Permisalan orang-orang yang dipikulkan kepadanya kitab taurot kemudian mereka tidak memikulnya adalah seperti seekor keledai yang memikul lembaran-lembaran. Sungguh buruk permisalan orang yang mendustakan ayat-ayat Alloh, dan Alloh tiada memberi hidayah kepada orang-orang yang zalim.” QS. Al-Jumu’ah 5 Kesimpulan Mendengarkan tilawah al Quran adalah boleh dengan posisi yang telah disebut di atas, namun hendaknya jangan lalai dari memperhatikan kandungan dan maknanya, dan jika kita telah merasa kantuk saat mendengarnya maka hendaknya dia matikan suara tilawah tersebut sehingga kita tidak mencampakkannya atau lalai darinya. Wallohu a’lam. [Al Ustadz Muhammad Sholehudin Hafizhahullah] Sumber
Mendengarkanbacaan Al-Qur'an (Murottal) - Landasan Teori Mendengarkan bacaan Al-Qur'an (Murottal) Dalam dokumen PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-QUR'AN SURAT AR-RAHMAN DAN TERJEMAHNYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR SISWI KELAS I MTs MU'ALLIMAAT YANG MENGALAMI CEMAS PERPISAHAN (Halaman 53-62) A. Landasan Teori 3. The study aimed to determine the effectiveness of listening murattal Al Qur’an in increasing concentration capability. Subjects in this study were the girls students of Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 18-20 years old, with GPA is above 3,00. The measurement of this study is using Digit Span test. The data were analyzed by using a statistical parametric T test. The mean score of concentration gained by the experimental group subjects before treatment was10,4, and after treatment was 11,2. While the mean score of the control group subjects before treatment was 11, and after treatment was 11,4. The result can be interpreted that there was mean differences between the experimental group and the control group before and after treatment. It means that listening murattal is effective in increasing the capability of concentration. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 120 PENDAHULUAN Konsentrasi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Kon-sentrasi berkaitan dengan usaha individu dalam memfokuskan perhatiannya ter-hadap suatu objek, sehingga individu dapat memahami dan mengerti objek yang diperhatikannya. Konsentrasi dapat me-ngurangi terjadinya divided attention perhatian yang terpecah. Divided atten-tion terjadi karena pikiran dalam mema-hami masalah saling berkompetisi dan memecah perhatian Crick & Koch, 2003. Perhatian individu akan mudah beralih dari suatu objek ke objek lain apabila individu tersebut tidak dapat berkonsentrasi. Hal ini menyebabkan individu kurang mampu memahami suatu objek secara utuh. Hal ini dikarenakan adanya proses Long Term Potential LTP dan Long Term Depres-sion LTD. LTP dan LTD adalah suatu proses asosiasi neuron dalam otak. Neuron-neuron yang ada dalam korteks manusia akan saling berkoalisi dan juga berkom-petisi. Neuron-neuron yang saling berkoa-lisi akan saling membantu dan menguatkan proses sinapsis antar maeraka. Sedangkan neuro-neuron yang berkompetisi akan saling melemahkan. Proses ini akan meng-hasilkan koalisi neuron sebagai pemenang. Koalisi neuron yang menang akan mem-berikan pengalaman belajar Crick, F. & Koch, C, 2003. Konsentrasi yang baik juga menjadi salah satu faktor yang dapat membawa PENGARUH MENDENGARKAN MURATTAL AL QURAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSENTRASI Very Julianto, Rizki Putri Dzulqaidah, Siti Nurina Salsabila UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. Nasution 105 e-mail very_psi07 Abstract The study aimed to determine the effectiveness of listening murattal Al Qur’an in increasing concentration capability. Subjects in this study were the girls students of Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 18-20 years old, with GPA is above 3,00. The measurement of this study is using Digit Span test. The data were analyzed by using a statistical parametric T test. The mean score of concentration gained by the experimental group subjects before treatment was10,4, and after treatment was 11,2. While the mean score of the control group subjects before treatment was 11, and after treatment was 11,4. The result can be interpreted that there was mean differences between the experimental group and the control group before and after treatment. It means that listening murattal is effective in increasing the capability of concentration. Keywords concentration, murattal, Al Quran Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh mendengarkan murattal Al Qur’an terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi. Subyek penelitian adalah mahasiswa perempuan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, yang berusia 18-20 tahun dan memiliki IPK diatas 3,00. Pengukuran menggunakan tes Digit Span. Data dianalisa dengan menggunakan statistik parametrik T test. Nilai rata-rata skor konsentrasi subyek dalam kelompok eksperimen sebelum perlakuan adalah 10,4, sedangkan setelah perlakuan adalah11,2. Sedangkan perolehan skor rata-rata subyek pada kelompok kontrol sebelum perlakuan adalah 11 dan setelah perlakuan 11,4. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kondisi sebelum dan setelah perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa mendengarkan murattal Al Qur’an berpengaruh pada peningkatan kemampuan konsentrasi. Kata kunci konsentrasi, murattal, Al Quran Pengaruh Mendengarkan Murattal Al Quran Terhadap Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Very Julianto, Rizki Putri Dzulqaidah, Siti Nurina Salsabila 121 keberhasilan dalam prose pembelajaran. Konsentrasi menjadi kunci dalam proses memori baik saat menyimpan informasi atau saat mengeluarkan informasi Nur-yana, 2010. Individu yang mengalami gangguan dalam konsentrasinya menjadi kesulitan dalam memfokuskas konsentrasi-nya. Hal ini membuat individu tersebut membutuhkan waktu lebih lama dalam menangkap informasi yang disampaikan Aini, 2012. Konsentrasi merupakan keadaan pikiran atau asosiasi terkondisi yang diak-tifkan oleh sensasi di dalam tubuh. Sese-orang memerlukan kondisi yang rileks dan suasana yang menyenangkan untuk meng-aktifkan sensasi tersebut. Apabila kondisi tegang atau stres dapat membuat aktivitas berpikirnya tidak maksimal Dennison, 2008. Kecemasan dan ketegangan baik ketegangan otot maupun ketegangan piki-ran dapat mempengaruhi tingkah laku. Hal ini menyebabkan individu menjadi stres dan tidak nyaman dalam memproses informasi yang ada Aini, 2012. Pada saat stres terjadi peningkatan kadar kortisol yang akan mengganggu aktivitas dari hippocampus yang berakibat menurunkan kemampuan konsentrasi McEwen, 1998. Konsentrasi tertinggi apa bila seseorang tersebut dalam kondisi gelombang theta 3Hz – 7Hz. Otak menciptakn LTP dalam bentuk gelombang theta Kalat, 2007.Gelombang theta sering terekam pada korteks parietal dan juga korteks temporan pada anak-anak. Gelom-bang theta banyak dihasilkan pada saat melakukan berbagai kegiatan keagamaan Julianto, 2011; Schiffer, 2003; Guyton & Hall, 2000; Garrett, 2003. Kesulitan dalam berkonsentrai ba-nyak disebabkan oleh ketegangan otot dan juga ketegangan pikiran. Goldfried dan Davidson dalam Aini, 2012 menyatakan bahwa relaksasi adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan. Individu yang mengalami ketegangan dan kecemasan akan mengakibatkan aktifnya sistem saraf simpatetis. Relaksasi dapat menekan rasa tegang dan cemas dengan cara resiprok, sehingga timbul counterconditioning dan penghilangan Prawitasari, 1988. Relak-sasi sendiri adalah kembalinya satu otot pada keadaan istirahat setelah mengalami kontraksi atau peregangan atau suatu kea-daan tegangan rendah tanpa emosi yang kuat Chaplin, 1968. Perkembangan ter-baru menunjukkan bahwa relaksasi bisa di-kombinasi dengan dzikir. Metode ini di-kenal dengan relaksasi religius Abdur-rochman dkk, 2008. Dr. Al Qadhi Syakir, 2014, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’-an, baik mereka yang bisa berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubah-an psikologis yang sangat besar. Penurun-an depresi, kesedihan, ktenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit me-rupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek pene-litiannya. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji coba-annya ia berkesimpulan, bacaan Al-Qur’an berpengaruh besar hingga 97% dapat melahirkan ketenangan jiwa dan penyem-buhan penyakit. Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilaku-kan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan yang disampaikan dalam Kon-ferensi Kodekteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984 disebutkan, Al-Qur’an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengar-kannya. Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan di Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an. Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2014,Vol. 1, Hal 120 - 129122 Penelitian yang dilakukan se-banyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni mem-bacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’anSyakir, 2014. Hal ini sesuai dengan firman Allah, “Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikan-lah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. QS. 7204”. Dengan menurunnya kecemasan dan ketegangan yang dialami seseorang maka diharapkan dapat meningkatkan konsen-trasi. Penelitian ini bertujuan untuk menge-tahui seberapa besar pengaruh mendengar-kan murattal terhadap pe-ningkatan ke-mampuan konsentrasi. Hipotesisnya adalah terdapat perbedaan kemampuan konsen-trasi antara individu sebelum diperdengar-kan murattal dan setelah diperdengarkan murattal. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel independen adalah Murattal Al Quran. Sementara, variabel dependen-nya adalah kemampuan konsentrasi. Definisi Operasional Murattal Al Quran Murattal adalah pembacaan ayat Al-Quran dengan mengguanakan tajwid yang benar dan berirama. Murattal yang dijadikan eksperimen adalah ayat-ayat Al-Quran yang dipilih sendiri oleh subjek, yang mana akan diperdengarkan selama tes berlangsung. Kemampuan Konsentrasi Konsentrasi adalah kemampuan individu memusatkan perhatiannya ter-hadap sesuatu objek sehingga dapat mengingat sesuatu dengan baik. Subjek Penelitian Peneliti mengambil 10 subjek penelitian dengan kriteria sebagai berikut 1. Jenis kelamin perempuan 2. Usia 18-20 tahun 3. IPK ≥ 3,00 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan alat ukur, yaitu tes digit span forward dan backward dari subtes Wechsler Intelegensi Scale. Digit span forward berjumlah 9 soal dan digit span backward berjumlah 8 soal. Penelitian-penelitian sebelumnya menun-jukkan tes digit spanforward dan back-ward valid dan reliabel Nanik, 2009; Huwae,2008. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental-kuasi quasi-experimental design Pretest-Post-test Control Group Design. Rancangan Pretest-Posttest Control Group Design digunakan untuk menguji efek suatu perlakuan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan cara mem-bandingkan hasil pretes dan posttest variabel dependen pada kelompok eksperimen Shaughnessy, 2006. Pretest menginformasikan kemampuan awal initial position para subjek sebelum dilakukan penelitian. Menurut Robinson Seniati, 2011, konstansi terjadi karena skor variabel terikat adalah skor hasil posttest dikurangkan dengan hasil pretest setiap skor yang diperoleh adalah peningkatan atau penurunan variabel terikat akibat dilakukannya skor post-test lebih besar dari pre-test, maka dapat disimpul-kan bahwa mendengarkan murattal dapat meningkatkan konsentrasi belajar Prosedur Penelitian 10 subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok penelitian dari masing-masing kelompok diberikan pretestberupa tes digit span forward dan Pengaruh Mendengarkan Murattal Al Quran Terhadap Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Very Julianto, Rizki Putri Dzulqaidah, Siti Nurina Salsabila 123 digit span backward. Pretest pada masing-masing kelompok diberikan secara ter-pisah. Tes digit span forward diberikan hingga maksimal 9 kali percobaan. Angka-angka dikatakan dengan jarak 1 detik, dan subjek penelitian diminta mengucapkan kembali deretan angka yang telah dibaca-kan sebelumnya. Kemudian tes digit span backward diberikan hingga maksimal 8 kali percobaan. Angka-angka dikatakan dengan jarak 1 detik, dan responden diminta mengucapkan kembali secara terbalik dari urutan dari angka paling belakang hingga angka paling depan pada deretan angka yang telah dibacakan sebelumnya. Pada kelompok eksperimen diberi-kan perlakuan berupa mendengarkan murottal Al Quran selama 30 menit. Setelah diberikan perlakuan, subjek pada kelompok eksperimen diberikan posttest berupa mengerjakan kembali tes digit span forward dan digit span backwardseperti yang dilakukan saat pretest. Pada kelompok kontrol tidak diberi-kan perlakuan. Subjek penelitian diberikan posttestdengan mengerjakan kembali tes digit span forward dan digit span backwardseperti yang dilakukan saat pretest. Analisis Data dikumpulkan dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji statis-tika t test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan pada data berskala ukur interval, yaitu perbedaan antara mean µ populasi dengan nilai yang diperoleh dari sampel Siegel, 1992; Sudjana, 2005. HASIL Tabel 1. Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen NOPretest Posttest 1 10 15 2 10 10 3 12 9 4 10 10 5 Tabel Penelitian Kelompok Kontrol NOSEBELUM SESUDAH 1 14 12 2 8 10 3 8 9 4 13 14 5 Poin pada tabel hasil penelitian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diatas didapatkan dari hasil penjumlahan antara skor digit span forward dandigit spanbackward dari subtes Wechsler Intelegensi tersebut ialah jumlah angka terakhir yang mampu dilafalkan dengan benar oleh subjek penelitian. Analisis Deskriptif Nilai Pretest Posttest KE KK KE KK Rata-rata 10,4 11 11,2 11,4 Varians0,8 8 5,7 3,8 baku Jumlah Siswa 5 5 5 5 Nilai Tertinggi 12 14 15 14 Nilai Terendah 10 8 9 9 Tabel Pretest Dan Posttest Antara Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Keterangan KE = Kelompok Eksperimen KK = Kelompok Kontrol Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2014,Vol. 1, Hal 120 - 129124 Gambar 1. Grafik Hasil Dari tabel tersebut diketahui bahwa rata-rata untuk pretest kelompok ekspe-rimen adalah 10,4, sedangkan posttest kelompok eksperimen adalah 11,2 artinya rata-rata pretest kelompok eksperimen lebih kecil dari rata-rata posttest kelompok eksperimen, hal ini membuktikan bahwa setelah diberikan perlakuan mendengarkan murattal, konsentrasi akan meningkat. Simpangan baku pretest kelompok ekspe-rimen adalah 0,89; sedangkan simpangan baku posttest kelompok eksperimen adalah 2,3. Dan variansi untuk pretest kelompok eksperimen adalah 0,8, sedangkan variansi untuk posttest kelompok eksperimen ada-lah 5,7. Rata-rata pretest kelompok kontrol adalah 11, sedangkan rata-rata posttest kelompok kontrol adalah 11,4, artinya tingkat konsentrasi meningkat setelah dilakukan pengujiankembali. Simpangan baku pretest kelompok kontrol adalah 2,8; sedangkan simpangan baku posttest kelompok kontrol adalah 1,9. Dan variansi pretest kelompok kontrol adalah 8, sedangkan variansi posttest kelompok kontrol adalah 3,8. Keterangan  Rata-rata adalah hasil penjumlahan nilai-nilai anggota sebuah kelom-pok ∑Xn dibagi jumlah anggota kelompok tersebut.  Varians adalah ukuran-ukuran ke-ragaman data statistic yang paling sering digunakan.  Simpangan Baku adalah akar kuadrat dari varians Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji norma-litas digunakan uji Chi-Kuadrat. Tabel 4. Nilai Chi Kuadrat Variabel Dbχhitung χtabel Ket. Kemampuan awal pretest 1 NormalKemampuan akhir posttest 1 NormalUntuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal,χ2hit<χ2tabel. Dari data tersebut diperoleh bahwa a. Pretest χ2hit= <χ20,051= artinya data berdistribusi normal. b. Posttest χ2hit= = artinya data berdistribusi normal Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui varians antar menguji homogenitas varians digunakan uji-F. Tabel 5. Nilai F Variabel ffKeteranganKemampuan awal pretest Homogen Kemampuan akhir posttest Homogen Untuk mengetahui apakah data tersebut homogen, Fhit< data tersebut diperoleh bahwa a. Pretest Fhit=
PORTALJEMBER - Mendengarkan murottal Al Qur'an ketika tidur ternyata memiliki manfaat yang luar biasa. Murottal Al Qur'an bisa kita dengarkan dari handphone atau media lain ketika tidur. Almarhum Syekh Ali Jaber menyarankan kepada jamaah untuk bisa mendengarkan murottal Al Qur'an ketika tidur.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Masalah gangguan pola tidur merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh lansia. Hal ini membutuhkan perhatian yang serius. Tidak baiknya kualitas tidur lansia disebabkan oleh menurunnya kualitas tidur pada lansia, sebab itu kurangnya efisiensi tidur dan terbangun lebih awal . Hal itu dengan proses penuaan tersebut menyebabkan penurunan fungsi neurontransmiter yang ditandai dengan menurunnya distribusi norepinefrin. Hal itu menyebabkan perubahan irama sirkadian. Sehingga lansia hampir tidak memiliki kualitas tidur dengan baik Stanley, M dan Beare, 2006.Terapi yang bertujuan meningkatkan kualitas tidur pada lansia pada umumnya terbagi atas terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis memiliki efek yang cepat. Namun demikian, penggunaan obat-obatan ini menimbulkan dampak jangka panjang yang berbahaya bagi Kesehatan pada lansia. Penggunaan obat tidur secara terus menerus pada lansia menimbulkan efek toksisitas yang tinggi. Penurunan fungsi ginjal pada lansia yang diperburuk dengan konsumsi obat-obatan secara terus menerus akan menyebabkan gagal ginjal. Sehingga meningkatnya angka mortalitas pada lansia . Hal ini diperlukan terapi non farmakologis yang efektif dan aman untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Stanley, M dan Beare, 2006. Terapi yang bisa digunakan untuk lansia untuk meningkatkan kualitas tidur salah satu nya adalah dengan terapi murottal Al -Quran. Terapi Murottal Al - Quran memiliki Manfaat menurut Heru., 2008 terdiri dari Menjadikan pikiran dan tubuh menjadi rileksTerhindar dari perasaan cemas dan takutDapat memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah, memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Dari manfaat di atas bisa oleh karena itu terapi Murottal Al - Quran dapat berguna untuk kualitas tidur pada lansia. Pada penelitian yang dilakukan oleh Febiyanti, A., & Komarudin, 2017 [u1] bahwa mendengarkan murattal AlQuran surat Ar-Rahman dapat memberikan rasa optimis, damai, percaya diri dan ketenangan yang dapat merangsang hipotalamus untuk menstimulasi kelenjar anteriorpituitary sehingga dapat menurunkan sekresi Adrenocorticotropic hormone [u2] ACTH yang menyebabkan sekresi hormon kortisol menurun rasa nyeri, kecemasan dan takut yang berkurang. Dengan ini penulis memberikan kesimpulan bahwa terapi murottal mempunyai banyak manfaat dan sangat mudah dilakukan. Murottal Al-Quran ini juga bisa dilakukan secara rutin saat jam menjelang tidur sehingga meningkatkan kualitas tidur lansia, ketenangan yang ditimbulkan dari pemberian terapi murottal membuat lansia nyaman dan rileks sehingga terjadi peningkatan pada kualitas tidur lansia. Lihat Healthy Selengkapnya Mengantukketika mendengar murotal al Qur'an apa termasuk indikasi adanya gangguan?? Diagnonsanya belum kuat kalau hanya mengantuk itu masuk dlm ciri2 ain.Orang yg jarang tidur/sulit tidur sangat baik mendengarkan bacaan al Qur'an baik secara langsung maupun melalui media.Karna dpt memulihkan sel 2 saraf agar memulihkan stamina. – Almarhum Syekh Ali Jaber mengatakan dalam sebuah ceramahnya, jika seseorang membiasakan memutar murottal Al Qur'an saat tidur ternyata memiliki manfaat luar biasa untuk otak. Salah satu kebaikan paling mudah yang bisa diamalkan adalah dengan mendengarkan murottal atau lantunan kitab suci Al Qur'an. Cukup membuka smartphone, memutar murottal bisa melalui aplikasi Al Qu'ran audio atau putar video yang ada internet. Hal ini pun bisa dilakukan ketika hendak tidur. Ketika seseorang hendak tidur lalu memutar dan mendengar murottal Al Qur'an maka itu akan terekam di dalam otaknya. Baca Juga Satu Surah Ini Jika Diamalkan Akan Memberikan Petunjuk dari Segala Kesusahan, Kata Syekh Ali Jaber Lalu, apakah manfaat memutar dan mendengarkan murottal Al Qur'an saat tidur untuk otak? Dikutip dari video yang diunggah kanal YouTube Kajian Islam Media pada 4 Februari 2019, berikut ini penjelasan selengkapnya manfaat memutar dan mendengarkan murottal Al Qur'an saat tidur yang disampaikan oleh Almarhum Syekh Ali Jaber. Menurutnya, mendengar lantunan Al Qur'an sebaiknya lebih diperbanyak daripada membaca. "Ada yang punya kelebihan suka membaca Al Qur'an, suka baca, suka mendengar. Dan selalu saya usulkan kalau bisa lebih banyak mendengar daripada membaca. Jadi mendengar sambil melihat Al Qur'an luar biasa manfaatnya," kata Almarhum Syekh Ali Jaber. Beliau mengatakan di dalam Al Qur'an selalu mendahulukan pendengaran daripada pandangan mata dan lainnya. "Makanya kita selalu mengimbau ke jamaah untuk rutin mendengarkan Al Qur'an murottal," ujarnya. Bagi yang ingin menghafal Al Qur'an harus banyak mendengarkan bacaan Al Qur'an di mana dan kapan saja, termasuk sebelum tidur. Almarhum Syekh Ali Jaber menyatakan menyimak dan mendengar Al Qur'an ketika tidur akan terekam dalam otak. Saat tidur, lanjutnya, semua organ tubuh sedang beristirahat, drop, kecuali otak. Terkini
  • Цэፕе ጼտ
    • Οвէ νուኦէслኼ ኄսክςሪфа жοжዙፀурቾн
    • Уኯа ли
    • К ሦαቴωреηωжա
  • Оբиղувըср մէфузοпаξ иμуτէቤጣдеጮ
Diamenilai, mendengarkan murottal Al-Qur'an jauh lebih baik ketimbang mendengarkan musik atau lagu-lagu sejenisnya sebagai pengantar tidur. Maka, tidak masalah jika seseorang menyibukkan diri dengan bacaan Al-Qur'an sampai tertidur. "Meskipun saya lebih cenderung ialah kita mengulang-ulang zikir-zikir saat kita akan tidur, membaca ayat kursi, Al-Falaq dan Al-Ikhlas, dan Surah Al-Ikhlas, hingga surah-surah yang disebutkan oleh Nabi SAW sebab itu sudah menjamin bagi tidur kita," ucapnya.
Jakarta - Anggota Komite Fatwa Al-Azhar, Syaikh Dr. Sami As-Sarsawi, menjelaskan hukum mendengarkan rekaman bacaan Al-Qur'an atau murottal sebagai pengantar dasarnya, adab ketika mendengarkan bacaan Al-Qur'an adalah fokus dan memperhatikan bacaan tersebut. "Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat." QS. Al-A'raf 204."Jika seseorang tidak bisa tidur di malam harinya, melainkan harus ada bacaan Al-Qur'an di sampingnya, dibacakan, maksudnya dipasang rekaman bacaan Al-Qur'an, atau tidak boleh? iya, boleh," kata Syaikh menilai, mendengarkan murottal Al-Qur'an jauh lebih baik ketimbang mendengarkan musik atau lagu-lagu sejenisnya sebagai pengantar tidur. Maka, tidak masalah jika seseorang menyibukkan diri dengan bacaan Al-Qur'an sampai tertidur."Meskipun saya lebih cenderung ialah kita mengulang-ulang zikir-zikir saat kita akan tidur, membaca ayat kursi, Al-Falaq dan Al-Ikhlas, dan Surah Al-Ikhlas, hingga surah-surah yang disebutkan oleh Nabi SAW sebab itu sudah menjamin bagi tidur kita," Juga Riset Buktikan Murottal Al-Qur’an Miliki Tingkat Relaksasi Terbaik untuk OtakSecara medis, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi di Universitas Airlangga, Dr. dr. Rita Vivera Pane., mengatakan mendengarkan audio yang menenangkan termasuk murottal, bisa meningkatkan aktivitas kognitif pada otak yang pada gilirannya membantu agar otak tetap sehat."Pendekatan audio untuk kesehatan otak signifikan. Suara yang membuat rileks yakni berasal dari alam seperti kicau burung, angin, gemercik air, dan suara manusia yang indah," kata Rita, melansir Rita, mendengarkan lagu atau lantunan ayat-ayat dalam Al Quran juga bisa membuat seseorang termasuk penyintas COVID-19 merasa tenang dan lebih mudah penelitian yang dia lakukan dengan 20 orang partisipan menunjukkan, penyintas yang mendengar dan melantunkan ayat Al Quran sebanyak satu juz per hari, di samping melakukan latihan pernapasan, lebih cepat pulih ketimbang mereka yang semata melakukan latihan pernapasan."Lagu atau bacaan Al Quran apabila dia menjadi happy, tenang, itulah yang lebih bermanfaat pada kesehatan otak kita, berpengaruh pada neurotransmitter di otak. Suara yang membuat kita jadi tenang, itulah yang membuat otak lebih sehat," tutur studi juga menunjukkan mendengarkan musik dapat mengurangi kecemasan, tekanan darah dan rasa sakit, meningkatkan kualitas tidur, suasana hati, kewaspadaan mental, dan sisi lain, dalam upaya menjaga kesehatan otak, Anda juga perlu melakukan aktivitas fisik yang terukur dan terstruktur atau olahraga. Rita menyarankan olahraga dengan intensitas sedang 5-6 kali seminggu yakni aerobik, latihan kekuatan, fleksibilitas dan keseimbangan selama 30-40 menit per sesi."Olahraga intensitas sedang, dirilis neurotransmitter yang akan menyehatkan otak, aliran darah ke otak juga akan meningkat. 5-6 kali intensitas sedang, 30-40 menit dalam satu sesi terdiri dari aerobik, latihan kekuatan, fleksibilitas dan keseimbangan. Lakukan olahraga dengan bervariasi," demikian pesan Rita.jqf
52F8.
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/986
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/236
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/97
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/876
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/196
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/362
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/659
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/167
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/661
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/883
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/489
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/260
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/396
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/866
  • i2sg0v4wrf.pages.dev/149
  • mendengarkan murotal saat tidur